Jumat, 27 April 2012

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengimbau kepada pengusaha SPBU untuk merelakan SPBU-nya diganti dengan SPBU khusus Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi. Hal tersebut, diungkapkan agar pemerintah tidak terlalu banyak membangun SPBU nonsubsidi. "Dari segi jumlah SPBU, kita akan memaksimalkan SPBU yang ada pertamax. Jadi kita juga dorong pengusaha SPBU yang punya SPBU lebih dari tiga agar salah satunya diwakafkan ke SPBU khusus pertamax," ungkap Direktur Marketing dan Trading Pertamina Hanung Budya Yuktyanta saat peresmian SPBU di Pondok Indah, Jakarta, Jumat (27/4/2012). Menurut Hanung, Pertamina akan mendukung langkah SPBU yang berpindah menjadi SPBU khusus nonsubsidi. Hal ini, dijelaskan Hanung, untuk menyelamatkan APBN Indonesia yang terus terbebani akibat tingginya harga minyak dunia. "Marginnya nanti kita akan perhitungkan, akan dinaikkan mulai 1 Mei nanti," lanjut dia. Pertamina berjanji, akan menaikkan margin keuntungan penjualan pertamax dari Rp320 per liter menjadi Rp500 per liter. Jika margin dari penjualan pertamax ini dinaikkan, Hanung yakin pengusaha SPBU tidak akan segan berpindah ke SPBU khusus pertamax. "Margin premium Rp210 per liter, pertamax Rp500 per liter, jadi jualan pertamax seliter sama dengan jualan premium dua liter lebih, jadi bukan rugi, tetapi menunda untung," tandas dia. Salah satunya adalah di SPBU Pondok Indah milik Pertamina yang khusus menjual BBM nonsubsidi. Tadinya, SPBU ini menyediakan stok BBM nonsubsidi sebesar 15 ribu liter per hari. Ketika berpindah ke BBM nonsubsidi, SPBU ini hanya menyediakan 2.500 liter pertamax, pertamax plus dan pertamax dex per hari. (mrt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harap berkomentar dengan bahasa sopan