Selasa, 17 April 2012

"Golkar Perang Saudara"


JAKARTA - Politikus Partai Golkar, Zainal Bintang menilai ngototnya Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) untuk maju sebagai calon presiden tunggal dari Golkar untuk Pemilu 2014 mendatang menyebabkan terjadinya perang saudara di kalangan internal Golkar.

"Tindakan Ical yang nekat memaksakan adanya Rapimnasus pada bulan Juni untuk menggiring 33 DPD Golkar secara aklamasi menetapkan Ical sebagai capres, telah menciptakan ketegangan di internal Golkar alias 'perang saudara'," ungkap Zainal saat dihubungi wartawan, Selasa (17/4/2012).

Zainal mengatakan, ketegangan itu setidaknya telah melibatkan beberapa kader potensial Golkar seperti Ical, Akbar Tanjung dan Jusuf Kalla serta salah satu pimpinan Majelis Permusyaratan Rakyat (MPR), Hajriyanto Tohari.

"Perang saudara di internal Golkar setidaknya telah melibatkan empat kubu yang sedang 'bertempur' secara terbuka, Ical, Akbar Tanjung dan Jusuf Kalla dan wakil kelompok muda pendatang baru Hajrianto Tohari," jelasnya.

Mantan Ketua DPP Golkar era Jusuf Kalla ini menegaskan dengan adanya perang saudara tersebut telah memunculkan ketegangan di internal partai berlambang pohon beringan itu yang hanya merugikan Ical untuk bersaing merebutkan kursi presiden pada Pemilu 2014 mendatang.

"Kericuhan di internal Golkar tersebut yang mencuat di media secara dini, sangat merugikan upaya Ical membangun simpati menuju kursi RI 1 pada Pilpres 2014," kata dia.

Selain itu, lanjutnya, dengan adanya ketegangan ini menunjukkan bahwa Golkar sedang retak untuk bertarung di Pilpres mendatang. "Hal tersebut telah mengungkap kepermukaan adanya perpecahan dalam Golkar yang mengurangi kredibilitas Ical di masyarakat, dan membuktikan tidak bulatnya suara Golkar mendukung Ical," terangnya.

Sementara kata dia, pertarungan faksi-faksi di Golkar sudah berkembang sejak lama. "Di dalam tubuh Golkar sejak lama sudah ada faksi-faksi yang sangat kuat dan punya pengaruh di basis pendukung di daerah-daerah," imbuhnya.

Berikut pertarungan faksi-faksi di internal Golak, antara lain:

Pertama, pendukung Jusuf Kalla; Kalangan NU dan Golkar Indonesia Timur. Kedua, pendukung Akbar Tanjung; dikalangan HMI dan kader Golkar seperjuangan. Serta ketiga, pendukung Ical kalangan Kadin yang kurang berakar. Terakhir, kelompok empat, Hajrianto Thohari dan Priyo Budi Santoso, sebagai wakil anak muda yang potensial, yang memiliki basis di kampus-kampus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harap berkomentar dengan bahasa sopan